SEKITAR KITA

Satu CJH Tulungagung Gagal Berangkat, Ini Penyebabnya

Diterbitkan

-

Satu CJH Tulungagung Gagal Berangkat, Ini Penyebabnya

Memontum Tulungagung – Satu Calon Jemaah Haji (CJH) Kabupaten Tulungagung, dijadwalkan bakal tertunda berangkat ke tanah suci. Itu karena, data yang terekam dalam pasport miliknya, tidak sesuai dengan data yang sesungguhnya dari angka tahun kelahiran. Sehingga, satu CJH harus bersabar menunggu keberangkatan di tahun selanjutnya.

“Sudah ada pemberitahuan dari imigrasi ada kesalahan cetak. Karena yang di scan di depan, sebenarnya kelahiran 1969. Tetapi kenyataannya tahun 1949,” ujar Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Tulungagung, Dr Muhajir, Rabu (25/05/2022) tadi.

Ditambahkannya, bahwa Kemenag Tulungagung tidak mau mengambil risiko, karena khawatir jika tetap diberangkatkan sekarang, maka akan menimbulkan masalah dikemudian hari. Kendati sudah lunas, namun jika ketahuan di sana, maka bisa dideportasi. Sehingga, akan membuat kerepotan pihak Indonesia dan juga kasihan jemaah tersebut.

“Kalau tunda, ya tahun depan kita usahakan,” imbuhnya.

Advertisement

Muhajir menegaskan, CJH yang berangkat di tahun 2022, ini merupakan jamaah yang tertunda di tahun 2020 silam karena pandemi Covid-19. Kepastian keberangkatan, pihaknya saat dimintai keterangan 388 jamaah dan 12 cadangan akan berangkat di awal Juni 2022.

“Insyaallah, jamaah Tulungagung akan diberangkatkan pada 9 Juni 2022,” paparnya.

Baca juga :

Pihaknya mengaku, pembatasan usia jadi ketentuan pembatasan dari Pemerintah Saudi maksimalnya usia 65 tahun. Untuk di Tulungagung, jamaah termuda di usia 21 tahun dan tertua di umur 64 tahun 10 bulan.

Perihal syarat jamaah, Muhajir mengaku, semua CJH sudah vaksinasi lengkap. Para jamaah diimbau agar memiliki smartphone, sehingga bisa menginstall aplikasi PeduliLindungi. Karena ketika masuk dalam fasilitas umum dari penerbangan hingga penginapan mukim, pasti mengharuskan scan barcode keterangan sudah vaksin.

Advertisement

“Alhamdulillah, jamaah kita sudah sampai vaksinasi ketiga atau booster. Mudah-mudahan semua dalam kondisi sehat dan selamat,” paparnya.

Perihal biaya, Kemenag Tulungagung menjelaskan, biaya tahun ini sesungguhnya Rp 42.486.000. tetapi jamaah hanya membayar di pelunasan Rp 37 juta. Tidak ada biaya tambahan dari jamaah, 2020 sudah dari cukup. Kekurangan tersebut, diambilkan dari optimalisasi dana jemaah dihimpun.

Sedangkan jika dihitung normal biaya haji, Muhajir mengaku sejumlah Rp 84.447.000. tetapi ada dana optimalisasi jamaah hanya Rp 42.869.000. Sekali lagi, uang itu yang sudah melakukan pelunasan di tahun 2020 sebesar Rp 37 juta sudah dianggap cukup, tidak ada tambahan sama sekali.

“Optimalisasi dari dana yang dikelola BPJH, dari Pemkab itu untuk pemberangkatan ke embarkasi dan pemulangan,” terangnya. (jaz/sit)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas