Hukum & Kriminal

2 Tahun Dibangun, RPH Bandung Belum Optimal

Diterbitkan

-

RPH Bandung-Tulungagung, 2 Tahun Dibangun, Masih Mangkrak

Kurang Fasilitas, Jagal Enggan Gunakan

 

Memontum Tulungagung — Kinerja Dinas Peternakan Kabupaten Tulungagung menjadi sorotan akhir-akhir ini. Setelah sebelumnya melakukan pembangunan sumber air yang dianggap tidak sesuai mekanisme, kini pembangunan Rumah Potong Hewan (RPH) yang menjadi bidikan. Betapa tidak, sejak didirikan tahun 2015 lalu, keberadaan RPH yang berada di Kecamatan Bandung itu masih belum berfungsi.

Padahal, ratusan juta uang rakyat sudah dibelanjakan. Saat diklarifikasi, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Tulungagung Tatik Andayani mengatakan, pembangunan RPH di Bandung merupakan upaya pemerintah untuk memudahkan para pengusaha daging. Hal ini karena sebagian besar pengusaha daging berasal dari Kecamatan Bandung.

“Kami sebenarnya memudahkan mereka, kan kasihan kalau harus motongnya di Ketanon”, kata Tatik kepada Memontum.com. Meski sudah dibangun kata Tatik, para jagal tersebut belum mengfungsikan RPH karena alasan keterbatasan fasilitas. “Ya itu, menurut mereka masih kurangnya fasilitas sehingga belum maksimal, padahal kita sudah kerjasama dengan pihak desa dalam pengelolaannya”, pungkasnya.

Advertisement

Atas kondisi tersebut, masyarakat ikut prihatin dengan Rumah Potong Hewan (RPH) yang berada di Bandung. Mereka menilai RPH tersebut tidak berfungsi maksimal dan bahkan bisa merugikan masyarakat. “Harus ada langkah konkret dari pemerintah untuk memperbaikinya. Kami berharap ini dioptimalkan supaya RPH Bandung Fungsional,” ujar Susetyo Pengamat Pembangunan Masyarakat Tulungagung.

Menurut dia, tidak berfungsinya RPH Bandung secara optimal karena tidak didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. “Kesannya jadi sia-sia membangun RPH. Apalagi RPH dibangun dengan APBD yang notabene uang rakyat,” paparnya.

Selain itu, yang menjadi keprihatinannya, dengan tidak berfungsi maksimal, dikhawatirkan penyembelihan hewan di RPH Bandung berkontribusi menyebarkan penyakit di masyarakat. Misalnya, penyakit antraks atau penyakit dari hewan lainnya semisal cacing pita.

“Hal-hal ini yang harus dihindari. Jangan sampai ada penyebaran penyakit didaging akibat tidak terpantau oleh Dinas Peternakan,” tandas pria jebolan UGM ini.

Advertisement

Untuk diketahui, RPH Bandung dibangun pada tahun 2015 lalu dengan anggaran lebih dari satu milyar. Itu termasuk bangunan dan akses jalan masuk. Meski belum digunakan pasca dibangun, bangunan RPH waktu itu dalam kondisi retak-retak. (zul/yan)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas