Hukum & Kriminal
Polemik Makam Gunung Bolo Jadi Tempat Wisata dan Dugaan Pungli
Memontum Tulungagung — Beberapa hari yang lalu masyarakat Tulungagung di gegerkan dengan adanya wahana wisata baru yang berlokasi di Pemakaman Gunung Bolo yang saat ini hak pemakaiannya dikuasai oleh Rukun Sejati.
Pemakaman yang dulu terkenal dengan Gunung Bolo kini sudah berubah menjadi wahana wisata Giri Bolo. Menurut keterangan dari beberapa pihak termasuk Dinas Pariwisata dan Budayan Tulungagung membenarkan bahwa makam gunung Bolo telah dijadikan wisata.
Tetapi saat ini ada penarikan retribusi bagi siapapun pengunjung yang datang kelokasi tersebut dengan biaya parkir sepeda motor Rp 2 Ribu, Mobil Rp 5 Ribu dan masuk wahana wisata Rp 3 Ribu.
Menurut keterangan Kabid Wisata Dinas Pariwisata dan Budaya Tulungagung Heru Junianto, tidak membenarkan adanya penarikan bagi para pengunjung yang datang kelokasi tersebut. Sebab wisata giri bolo belum terdaftar dalan Dinas Pariwisata dan Budaya.
“Meskipun dikelola oleh warga setempat, tetapi penarikan itu tidak kita benarkan. Tapi kami sudah menegur pihak desa utk tidak meneruskan kegiatan tersebut agar tidak menyalahi aturan,” ungkapnya.
Masih menurut Heru, Tanah pemakaman gunung bolo tersebut masih milik Negara. Sedangkan pihak Rukun Sejati hanya menyewa kepada Negara untuk pemanfaatan pemakamam. Dan pembangunan tulisan besar Giri Bolo merupakan pekerjaan dari Dinas Pariwisata dan Budaya Tulungagung.
“Dari keterangan yang kita dapat dari desa bahwa tanah tersebut milik Negara dan dikelola oleh desa. Pihak Rukun Sejati hanya sebagai penyewa dan saat ini sudah habis masa sewanya. Sedangkan pembangunan Giri Bolo memang dinas kita yang melakukannya,” terangnya.
Sedangkan menurut Sekjen LSM Cakra, Totok Yulianto, mengatakan terkait gunung bolo, tedapat indikasi pungli dan pembangunan diluar kewenangan, sebab secara kasat mata terdpt makam bong cina yg artinya telah digunakan oleh kaum cina. Sehingga pungutan yg dilakukan di tempat tsb patut dicurigai.
“Selain itu juga terdapat megatron giri bolo di puncak gunung bolo, jika itu pembangunan salah satu dinas patut kita adukan ke unit tipikor sebab mengunakan uang daerah diluar peta kerja,” cetusnya.(ap/yan)
- Hukum & Kriminal5 tahun
Program DAK Renovasi Pembangunan Kelas Sekolah Dasar Diduga Bermasalah
- Pemerintahan4 tahun
Pembersihan Bekas Pengerjaan Mulai Dilakukan
- Pemerintahan4 tahun
Kerja Nyata TNI yang Tanpa Batas
- Berita4 tahun
Mengukir Karya dengan Prestasi
- Berita4 tahun
Bangun MCK RTLH Dengan Guyub Rukun
- Berita4 tahun
Lincah dan Trengginas Wujud Tukang Profesional
- Berita4 tahun
Warga Harus Jaga Keseimbangan Alam
- Berita4 tahun
Silaturohmi dalam Kebersamaan Jadi Idaman