Pemerintahan
Buka Perkim Expo, Bupati Maryoto Soroti Hunian Masyarakat Tulungagung
Memontum Tulungagung – Jumlah masyarakat yang belum memiliki hunian sendiri di masyarakat Tulungagung, saat ini sebanyak 11 ribuan. Kebanyakan, keluarga masih tinggal menjadi satu dengan orang tua atau sanak keluarga. Keterangan ini, disampaikan Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo, saat membuka Perkim Expo, Rabu (24/08/2022) tadi.
Dijelaskan Bupati Maryoto, warga masyarakat Tulungagung sesuai dengan rasio dan jumlah hunian yang tersedia baru 88 ribu sekian dari jumlah ideal 99 ribu sekian. Sehingga, masih ada kekurangan 11 ribu hunian untuk masyarakat.
“Kalau diterapkan, kurang lebih 10 persen dari kebutuhan tempat hunian yang harus disiapkan,” ujar Bupati Maryoto.
Dirinya mengaku, perumahan pemukiman hunian menjadi kebutuhan pokok manusia, yaitu papan sandang pangan. Hunian termasuk kebutuhan primer pokok yang harus terpenuhi, terutama bagi yang sudah berumah tangga.
Baca juga :
- Ajak Warga Bijak dalam Pinjaman Online, Kemenkominfo Gelar Diskusi Digital di Kalidawir Tulungagung
- Bahas Tips dan Trik Cek Berita Palsu, Kemenkominfo Gelar Diskusi Kuring di Acara Tenggur Expo Tulungagung
- Tabrakan Dua Perahu di Pantai Gladak Tulungagung, Empat Korban Ditemukan Meninggal
- Kemenkominfo Bahas Tantangan Transformasi Digital bagi Kemajuan Perekonomian di Balai Desa Pojok
- Gelar Diskusi di Masjid Baiturrohim Tulungagung, Kemenkominfo Ajak Promosikan Komunitasmu via Medsos
Maryoto mengakui, jumlah 11 ribu yang belum memiliki hunian, akan diarahkan ke Rusunawa. Namun, dirinya mewanti-wanti agar selama tinggal di Rusunawa, juga mendidik keluarga kecil untuk bisa memiliki rumah sendiri.
Perihal kemampuan masyarakat untuk membeli rumah, dikatakan bupati, dilihat dari strata pada umumnya terasa berat. Kebutuhan bisa disesuaikan, sehingga lebih baik yang belum mampu bisa ke Rusunawa dan lain sebagainya.
Selanjutnya, dalam proses membangun hunian, Maryoto berpesan agar mengevaluasi sebelum membangun. “Jangan sampai, lahan yang digunakan adalah lahan produktif atau persawahan, sehingga menimbulkan efek jangka panjang,” tambahnya.
Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Tulungagung, Wahyu Hermanto, mengatakan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sekarang bisa memiliki hunian rumah. Sebab dari pemerintah pusat telah mencanangkan program tersebut.
“Sebagian besar untuk MBR, sekitar 70 persen subsidi,” ungkap Wahyu Hermanto. (jaz/and/sit)
- Hukum & Kriminal5 tahun
Program DAK Renovasi Pembangunan Kelas Sekolah Dasar Diduga Bermasalah
- Pemerintahan4 tahun
Pembersihan Bekas Pengerjaan Mulai Dilakukan
- Pemerintahan4 tahun
Kerja Nyata TNI yang Tanpa Batas
- Berita4 tahun
Mengukir Karya dengan Prestasi
- Berita4 tahun
Bangun MCK RTLH Dengan Guyub Rukun
- Berita4 tahun
Lincah dan Trengginas Wujud Tukang Profesional
- Berita4 tahun
Warga Harus Jaga Keseimbangan Alam
- Berita4 tahun
Silaturohmi dalam Kebersamaan Jadi Idaman